09 Januari 2012

Tahukah Kamu Arti dari 'Hompimpa-Alaium-Gambreng'???



Hompimpa atau hompimpah adalah sebuah cara untuk menentukan siapa yang menang dan kalah dengan menggunakan telapak tangan yang dilakukan oleh minimal tiga peserta. Secara bersama-sama, peserta mengucapkan kata hom-pim-pa. Ketika mengucapkan suku kata terakhir (pa), masing-masing peserta memperlihatkan salah satu telapak tangan dengan bagian dalam telapak tangan menghadap ke bawah atau ke atas. Dalam budaya Betawi, hompimpa dilakukan dengan lagu berlirik "Hompimpa alaium gambreng. Mpok Ipah pakai baju rombeng". Pemenang adalah peserta yang memperlihatkan telapak tangan yang berbeda dari para peserta lainnya. Ketika peserta lainnya sudah menang, peserta yang kalah ditentukan oleh dua peserta yang tersisa dengan melakukan suten

Tapi Selama Ini Agan Tau Gak Maknyanya ??? Setelah Ane Liat Acara TV Kick Andy Ternyata Artinya Adalah !!!


Kalimat "Hongpimpa Alaium Gambreng" Itu Bermakna "Dari Tuhan Kembali Ke Tuhan, Mari Kita Bermain !!!"
Baca selengkapnya JIMMY D SAS: Januari 2012

3 Cara Komunikasi Yang Kurang Tepat Dari Orang Tua Untuk Anak

"Semua orangtua ingin selalu melindungi anak-anaknya agar tidak berbuat kesalahan yang bisa merugikan si anak.
Saking khawatirnya, terkadang orangtua malah gagal berkomunikasi
dengan anak karena cara komunikasinya tidak disukai anak"

Akibat dari hal di atas adalah orangtua melakukan komunikasi dengan cara yang justru merusak hubungannya dengan si anak.
Menurut Dr. Jeffrey Bernstein, psikolog dari Philadelphiadan penulis buku '10 Days to a Less Defiant Child', ada tiga gaya komunikasi orangtua yang tidak disukai anak seperti dilansir Psychology Today


1. Memojokkan dengan rasa bersalah

Biasanya dilakukan dengan cara meminta atau membuat anak merasa berada
dalam posisi orangtua atau orang lain dalam situasi tertentu.
Orang tua seringkali mencoba membuat anak-anak merasa bersalah atas
tindakan atau pikiran mereka. Orang tua yang mengontrol anak-anaknya
menggunakan perasaan bersalah ini sebenarnya memiliki risiko mengucilkan
anak-anaknya dari mereka sendiri

contohnya
Budi (15 tahun) kepergok sedang merokok oleh tetangganya yang kemudian
si tetangga melaporkan kepada ibunya. Ibunya menceramahi Budi selama
setengah jam dengan pernyataan seperti: "Coba kamu bayangkan betapa
malunya Ibu mendengar kasak-kusuk tetangga bilang anak Ibu merokok?"
atau "Apa kamu nggak sadar, kamu sudah merusak kepercayaan Ibu sama kamu?"

Cara ini tidak akan berhasil dan justru membuat Budi semakin membuat jarak
dengan Ibunya. Yang dibutuhkan Budi sebenarnya hanya dukungan,
pemahaman, dan disiplin. Membuat komunikasi dengan bertanya alasan dan
kenapa merokok malah membuat si anak biasanya lebih terbuka

2. Menggunakan Sarkasme atau sindiran

Sindiran adalah mengatakan hal-hal yang berkebalikan dari apa yang
sebenarnya ingin dikatakan dan tersirat melalui nada suaranya

contohnya
mengatakan sesuatu seperti: "Pintar sekali kamu" ketika
anak melakukan kesalahan atau sesuatu yang buruk 

Sarkasme merupakan hambatan bagi orangtua yang ingin berkomunikasi
secara efektif dengan anak-anaknya. Berbicara dengan nada positif dan tidak
kasar akan membuat anak lebih respek

3. Menguliahi
Yaitu ketika orangtua datang dan memberikan ceramah bagaimana
seharusnya anaknya melakukan sesuatu, bukan memberikan masukan atau
saran. Terlalu mengarahkan dan menyetir justru tidak akan didengar oleh
anak-anak, atau bahkan malah membuat si anak melakukan kebalikan dari apa
yang orangtua perintahkan

Orangtua yang mendikte anak-anaknya bagaimana seharusnya memecahkan
masalahnya dan mengarahkan bahwa anak-anak tidak memiliki kendali atas
kehidupannya sendiri, maka mereka akan kehilangan kepercayaan dari anak-anaknya


Baca selengkapnya JIMMY D SAS: Januari 2012