Dulu saya sering bertanya-tanya: mengapa kiper utama selalu memakai nomor punggung 1?
Seorang pemain belakang tidak harus memakai nomor punggung 2-6. William Gallas pernah memakai nomor 10 ketika menjadi bek di Arsenal, yang secara tradisional biasanya digunakan oleh penyerang lubang.
Seorang penyerang murni tidak harus memakai nomor punggung 7 atau 8. Thierry Henry malah memakai nomor 14 di Arsenal dan 12 di timnas Perancis.
Seorang pemain tengah tidak harus memakai nomor punggung 9-12. Abou Diaby menggunakan nomor 2, yang biasanya identik dengan nomor punggung seorang pemain belakang.
Tetapi mengapa seorang kiper selalu memakai nomor 1? Meskipun sangat menginginkan memakai nomor 1, pemain lain tidak bisa menggunakan nomor itu.
Jawabannya baru saya temukan kemarin, saat saya untuk pertama kalinya berdiri di bawah mistar gawang. Karena seorang penjaga gawang/kiper adalah orang nomor satu di kesebelasan manapun.
Selain nomor 1, seorang kiper juga mempunyai seragam yang lain dibandingkan dengan seluruh anggota kesebelasan. Peran seorang kiper sangat berbeda dengan pemain lainnya. Seorang kiper harus konsentrasi penuh selama 90 menit atau lebih, selama jalannya sebuah pertandingan. Seorang striker boleh saja salah tendang, seorang pemain tengah boleh saja lengah, seorang pemain belakang boleh saja kalah duel fisik dengan pemain lawan, tetapi seorang kiper dituntut untuk tidak boleh salah atau lengah dalam mengantisipasi arah gerak bola yang berusaha dimasukkan ke dalam gawangnya. Sekali kiper lengah atau salah langkah, timnya akan tertinggal satu (1) gol, yang bisa saja berujung pada kekalahan. Hanya karena kiper melakukan satu kesalahan.
Kalau seorang striker tendangannya melenceng jauh dari sasaran, penonton hanya kecewa sebentar. Masih ada kesempatan berikutnya. Kalau seorang pemain tengah salah mengoper bola (passing), penonton mungkin hanya memakinya sejenak, lalu dilupakan. Kalau seorang pemain belakang kalah adu lari cepat (sprint) dengan striker lawan, penonton masih bisa menggantungkan harapan pada sang kiper. Tetapi kalau kiper salah antisipasi arah bola, dan menghasilkan poin untuk tim lawan, butuh lebih dari 1 minggu atau hingga pertandingan berikutnya, penonton baru bisa melupakan kesalahannya.
Seorang kiper yang melakukan penyelamatan hebat berkali-kali, mungkin tidak akan lebih diingat dibandingkan seorang pemain depan, tengah, atau belakang yang membuat gol sekali ke gawang lawan. Disinilah kelebihan yang seharusnya dimiliki seorang kiper, meskipun gajinya paling sedikit dibandingkan dengan pemain lainnya. Harus memiliki konsentrasi yang bagus, harus bisa membaca gerakan bola, dan tidak boleh salah dalam mengantisipasi gerakan pemain lawan. Sekali saja lengah, akibatnya bisa sangat fatal.
Buffon (Juventus) pernah menganalogikan profesi kiper dengan seorang sniper (penembak jitu). "Sekali engkau lengah, bukan tidak mungkin engkau akan mati tertembak oleh musuhmu."Walaupun peran kiper juga bergantung dari seberapa hebat pemain belakangnya, tapi jika menilik beberapa kiper top dunia, seperti Buffon dan Casillas, mereka bisa berperan juga sebagai "tembok" yang menutupi gawang mereka, menutupi kekurangan atau kelemahan pemain belakangnya.
Cech (Chelsea) pernah juga memberi tips untuk menjadi seorang kiper yang baik. "Belajarlah matematika atau fisika. Atau pelajaran yang menuntutmu untuk berkonsentrasi selama mungkin. Menjadi seorang kiper tidak dituntut untuk memiliki kebugaran yang 100%, tetapi selalu dituntut untuk memiliki konsentrasi 100%."
Almunia (Arsenal) pernah juga berkata, "menjadi kiper jangan terlalu memikirkan kesalahan. Lupakan jika gawangmu kebobolan. Jangan berpikir akan penyesalan selama pertandingan. Engkau bisa memikirkannya di lain waktu. Belajar dari kesalahan lalu lupakan. Seorang Casillas (Real Madrid) juga bisa dilewati oleh sebuah bola."
Mengingat semua alasan itu, memang tepat jika seorang kiper mendapat "kehormatan" menjadi orang nomor 1 di sebuah kesebelasan. Jika seorang kiper bisa membuat gawangnya tidak kebobolan selama pertandingan, paling tidak timnya tidak akan menderita sebuah kekalahan.
0 komentar:
Posting Komentar