28 Maret 2011

Spanyol = Barcelona + Real Madrid?




Fernando Llorente seperti 'kurcaci' di tengah nama besar pemain Spanyol lainnya. Namun justru dialah yang menjadi penyelamat muka Spanyol ketika melawan Arab Saudi tadi malam.
Fernando Llorente hanya memperkuat Athletic Bilbao, klub yang telah dibelanya sejak mulai bermain sepakbola. Athletic Bilbao dan Fernando Llorente mungkin adalah dua hal yang sangat jarang masyarakat Indonesia kenal. Wajar saja, Liga Spanyol beberapa tahun terakhir memang identik dengan dua klub saja: Real Madrid dan Barcelona. Ditambah beberapa klub yang satu level dibawahnya, seperti Sevilla, Villareal dan Valencia. Yang lain? Mungkin bisa dianggap penghibur. Karena itu pula banyak kalangan menyebut Liga Spanyol sebagai liga yang membosankan. Kenyataannya memang demikian, dari 79 musim sejak Liga Spanyol digelar, 51 gelar direbut oleh Barcelona dan Real Madrid.
Hal yang sama juga dapat kita lihat di timnas Spanyol. Saat melawan Arab Saudi semalam saja, lima dari 11 pemain Spanyol merupakan pemain Barcelona, yaitu Carles Puyol, Gerard Pique, Sergio Basquet, Andres Iniesta, Xavi Hernandez dan belum lagi ditambah David Villa yang akan bergabung musim depan. Sedangkan Real Madrid menyumbang empat pemain, yaitu Iker Casillas, Sergio Ramos, Arbeloa, dan Xabi Alonso. Satu lagi disumbangkan oleh Valencia, yaitu David Silva, yang rumor terakhir menyebutkan akan segera bergabung dengan Los Merengues musim depan. Jika benar demikian, berarti line-up Spanyol semalam merupakan gabungan dari Barcelona dan Real Madrid!
Ironis?
Yah. Tetapi ternyata skuad gabungan kedua klub terbaik Spanyol tersebut tidak menjamin Spanyol akan menang mudah melawan Arab Saudi. Nyatanya, Arab Saudi justru unggul lebih dahulu lewat tandukan Osama, sebelum disamakan oleh David Villa, juga lewat tandukan. Spanyol akhirnya unggul setelah tendangan keras namun mendatar dari Xabi Alonso menembus gawang Arab Saudi. Namun Arab Saudi kembali menjebol gawang salah satu kiper terbaik dunia, Iker Casillas lewat gol pantul yang dicatat oleh panitia pertandingan sebagai gol dari Al Numare. Teman saya sempat bergurau, "Wah itu golnya gol pantul. Kuasa Allah itu. Allahu Akbar!" Hehehe.. Ada-ada saja.
Vicente Del Bosque kemudian membuat beberapa perubahan dengan memasukan Machena, Jesus Navas, Pedro Rodriguez, dan Fernando Llorente. Harap dicatat bahwa hanya Llorente yang merupakan pemain dari klub yang tidak saya sebutkan di atas. Artinya, jika berbicara tentang nama besar pemain-pemain Spanyol, Fernando Llorente adalah kurcaci dibanding nama-nama terkenal lainnya. Namun apa yang terjadi? Justru striker berusia 25 tahun inilah yang menyelamatkan Spanyol lewat golnya di detik akhir pertandingan. Llorente sukses menanduk bola masuk ke gawang Arab Saudi, memanfaatkan umpan dari sepak pojok.
Secara keseluruhan saya melihat Spanyol, terutama di babak pertama, seperti ingin mengulang sukses Barcelona dengan menggunakan poros Iniesta-Xavi-Basquet di lini tengah, dan berharap dengan kesolidan Puyol dan Pique di lini belakang. Satu-satunya perbedaan hanyalah ketiadaan Messi yang menjadi tumpuan Pep Guardiola dan Barcelona di lini depan.
Yang mungkin membuat fans Barcelona tersenyum lebar adalah klopnya kerja sama Iniesta dan Villa di depan. Hal ini dibuktikan dengan gol pertama Spanyol yang dicetak Villa adalah hasil umpan cantik dari Iniesta. Tanda-tanda Villa akan cepat menyatu di musim depan? Entahlah, tetapi jika keduanya dapat bekerja sama dengan apik di Piala Dunia kali ini, mungkin bukan hanya fans Barcelona yang akan tersenyum senang. Publik Spanyol tentu akan berharap besar kepada keduanya agar membawa mimpi besar mereka untuk menjadi juara dunia terwujud.

0 komentar:

Posting Komentar